KESAWANBOLA – Keberuntungan menghampiri empat jurnalis KLY saat tandang ke rumah Evandra Florasta, Sabtu (12/4) siang WIB di Brigif Para Raider 18 di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Sebab, KLY merasakan kedekatan antara Evandra dengan ibunya.
Hari itu, Evandra memang tidak berada di rumah. Dia tengah berada di Arab Saudi untuk membela Timnas Indonesia U-17. Evandra dan penggawa Garuda Muda tengah berjuang mengukir prestasi di Piala Asia U-17 2025.
Di rumah yang terletak di kompleks militer tersebut, KLY ditemui kedua orang tua Evandra yakni Oktamus Silvester dan Faridha Mariana. KLY melakukan wawancara dengan mereka selama hampir 40 menit.
Nah, setelah sesi wawancara selesai, keberuntungan datang. Ponsel Faridha bergetar. Ada panggilan dengan nama ‘Kakak’ dan langsung diterima. Kakak yang terhubung lewat sambungan ponsel itu tak lain adalah Evandra.
Evandra baru bangun tidur. Dia memberi kabar tentang kegiatan yang dilakukan pada hari tersebut. Sosok berusia 16 tahun juga mengabarkan bahwa Indonesia akan berjumpa Korea Utara pada babak 8 Besar Piala Asia U-17.
“Jangan takut lawan Korera Utara ya Kak, bermain lepas saja dan memberikan yang terbaik,” kata Faridha sambil menutup panggilan tersebut.
Faridha menceritakan bahwa Evandra selalu meneleponnya setiap hari. Apalagi pada hari pertandingan. Pemain Bhayangkara FC U-16 itu selalu melakukan panggilan telepon sebelum dan sesudah pertandingan untuk meminta didoakan.
Medali dan kartu identitas Evandra Florasta (c) Adhib Mujaddid
Bukan hanya lewat panggilan, Evandra juga sering mengirim pesan teks lewat aplikasi percakapan WhatsApp pada ibunya. Pesan yang dikirim Evandra beragam, mulai memberi kabar hingga izin untuk membuka TikTok.
“Pernah saya sedang ikut pertemuan dengan ibu-ibu Persit, saya tidak balas. Lalu dia kirim pesan terus. Lalu saja kirim foto dan dibalas dengan pesan suara. Ternyata dia izin mau buka TikTok,” kata Faridha sambil tersenyum.
Faridha menceritakan bahwa Evandra adalah anak yang manja ketika berada di rumah. Karakternya sama sekali berbeda dengan ketika berada di lapangan. Bahkan, suatu ketika, Evandra pernah mengirim pesan ‘i love you’ pada Faridha.
“Saya tanya, ini kamu salah kirim untuk parcarmu atau bagaimana? Terus dia jawab tidak. Katanya, memangnya tidak boleh begitu saja Mama,” kenang Faridha.
Kombinasi Nilai-Nilai Jawa dan Flores
Oktamus Silvester orang tua kapten Timnas Indonesia U-17, Evandra Florasta (c) Adhib MujaddidFaridha Mariana berasal dari Madiun, Jawa Timur. Suaminya, Oktamus Silvester, prajurit TNI yang berasal berasal dari Flores. Dari pasangan lintas daerah dan budaya ini lahirlah Evandra Florasta (anak pertama) dan Revanella Florasta.
Mereka membesarkan Evandra dengan tingkat disiplin yang tinggi. Meskipun berasal dari Flores, Oktamus membesarkan Evandra dengan inspirasi beberapa kata-kata dari bahasa Jawa yang didapat dari teman dan senior-seniornya.
“Ada dua kata bahasa Jawa yang saya pakai untuk didik Evan yaitu kudu kulino (harus terbiasa) dan ora cekel ora eling (tidak dipegang, tidak akan ingat),” kata Oktamus.
Foto masa kecil Evandra Florasta (c) Adhib Mujaddid
Menurut Oktamus, salah satu alasan mengapa Evandra bisa sampai titik ini adalah karena terbiasa. Dia sudah dikenalkan dengan sepak bola sejak muda. Dia sudah dikenalkan dengan mainan bola sejak usia dua tahun.
“Waktu itu, saya belikan banyak mainan dari pasar. Ada bola, gitar, panah, mobil-mobilan. Dia pilih bola dan sejak saat itu kita berikan bola di setiap area rumah supaya dia terbiasa,” kata Oktamus.
Tidak cukup dengan terbiasa dengan bola, Oktamus juga meminta Evandra untuk terus memegang bola. Evandra harus rutin latihan dan bermain supaya senantiasa mengingat cara bermain sepak bola yang baik dan benar.
“Padahal saya sendiri tidak bisa bahasa Jawa. Saya mengerti, tetapi kalau untuk percakapan tidak bisa. Kalau misal di hutan ketemu dan diajak bahasa Jawa, saya jawab nggih (iya) saja,” kata sosok yang pernah bertugas di Lebanon tersebut.
Orek Tempe yang Memicu Kecemburuan
Oktamus Silvester dan Faridha Mariana, orang tua kapten Timnas Indonesia U-17, Evandra Florasta (c) Adhib MujaddidFaridha dan Oktamus membesarkan Evandra dengan sederhana. Secara ekonomi, mereka bukan keluarga yang berlebihan, akan tetapi juga tidak kekurangan. Sebab, Oktamus juga harus membantu keluarga untuk membayar sekolah adik-adiknya.
Ketika Evandra beranjak besar dan mulai menunjukkan bakat bermain sepak bola, mereka berusaha untuk memenuhi asupan gizinya. Kebetulan, di daerah mereka tinggal dikenal sebagai salah satu penghasil susu sapi.
“Kalau malam sebelum tidur kita buatkan susu sapi. Lalu, kalau ada rezeki, kita juga upayakan untuk membeli daging juga. Kita bantu sebisa mungkin, dengan segala keterbatasan,” kata Oktamus.
Soal makanan, kata Faridha, Evandra bukan tipikal pemilih. Namun, ketika pulang ke rumah usai bepergian untuk waktu yang lama, Evandra biasanya memesan menu makan khusus pada Faridha yakni orek tempe (tempe yang digoreng dengan tambahan kecap).
Bagi Oktamus, tersedianya orek tempe di tudung saji adalah kode. Ketika Evandra sedang bepergian, lalu tiba-tiba ada menu orek tempe di rumah, berarti itu adalah pertanda bahwa Evandra bakal pulang ke rumah.
“Saya sebagai suami kadang berpikir, wah berat juga ‘saingan’ saya karena dia sangat dekat dengan ibunya,” kata Oktamus sambil tertawa lepas.
link : les-jouets-du-diable.com